Kamis, 04 Maret 2021

Analisis dan Pemodelan Perangkat Lunak - Sistem Analisis dan Design, Manfaat, Kegagalan, dan Penyebabnya.

Latar Belakang 

Prinsip pengembangan sebuah perangkat lunak terbagi menjadi dua yaitu untuk tujuan pendidikan dan untuk tujuan industri (Mills, 1980). Terdapat perbedaan yang mendasar dari kedua prinsip tersebut jika dilihat dari segi pengelaman, level usia, kemampuan maupun latar belakang. Khusus untuk tujuan pendidikan perangkat lunak sudah seharusnya seorang pengembang memiliki kemampuan yang meliputi semua tahapan (Subhiyakto, Kamalrudin, Sidek, & S. Ahmad, 2014). 

Dalam dunia pendidikan perangkat lunak terdapat beberapa tahapan pengembangan yang lebih dikenal dengan istilah SDLC (Software Development Life Cycle), yang mencakup tahap perencanaan, analisis, perancangan, dan implementasi. Lebih fokus pada tahap analisis, ketika seorang pengembang melakukan proses analisis, maka dilakukan tahapan pemodelan menggunakan berbagai macam diagram. Pemodelan kebutuhan perangkat lunak yang di lakukan terbagi menjadi dua jenis, yakni pemodelan terstruktur dan pemodelan berorientasi objek. Perbedaan mendasar dari pemodelan tersebut dapat dilihat dari perangkat lunak yang dibangun.

 Pemodelan terstruktur, digunakan untuk perangkat lunak yang menggunakan modul -modul, sedangkan pemodelan berorientasiobjek didasarkan pada class dan objek yang ada pada sebuah perangkat lunak. Jika pada pemodelan terstruktur menggunakan DFD (Data Flow Diagram) untuk menggambarkan prosesnya dan ERD (Entity Relationship Diagram) untuk menggambarkan relasi datanya, maka untuk pemodelan berorientasi objek menggunakan pemodelan dengan UML (Unified Modeling Language). UML telah menjadi standar pemodelan berorientasi objek (He, 2000). Dalam UML terdapat beberapa diagram, yang familiar diantaranya adalah use case diagram, class diagram, activity diagram, sequence diagram. Sedangkan untuk melakukan pemodelan itu sendiri, pengembang biasanya memerlukan alat bantu berupa aplikasi pemodelan seperti Rational Rose, StarUML, ArgoUML, Enterprise Architect, dan berbagai alat pemodelan lainnya.

Tahapan / Fase – Fase dalam SDLC

1.        Perencanaan Sistem (Systems Planning)

Lebih menekankan pada aspek studi kelayakan pengembangan sistem (feasibility study). Aktivitas-aktivitas yang ada meliputi :

·                 Pembentukan dan konsolidasi tim pengembang.

·                 Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan.

·                 Mengidentifikasi apakah masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan melalui pengembangan sistem.

·                 Menentukan dan evaluasi strategi yang akan digunakan dalam pengembangan sistem.

·                 Penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi.

 

2.      Analisis Sistem (Systems Analysis)

Pada tahap ini, sistem akan dianalisis bagaimana akan dijalankan nantinya. Hasil analisis berupa kelebihan dan kekurangan sistem, fungsi sistem, hingga pembaharuan yang dapat diterapkan. Bagian ini termasuk dalam bagian perencanaan. Bagian lain yang termasuk dalam perencanaan ialah alokasi sumber daya, perencanaan kapasitas, penjadwalan proyek, estimasi biaya, dan penetapan. Dengan demikian, hasil dari tahap perencanaan ialah rencana proyek, jadwal, estimasi biaya, dan ketentuan. Idealnya manajer proyek dan pengembang dapat bekerja maksimal pada tahap ini.

Analisa sistem adalah tahap di mana dilakukan beberapa aktivitas berikut:

·         Melakukan studi literatur untuk menemukan suatu kasus yang bisa ditangani oleh sistem.

·         Brainstorming dalam tim pengembang mengenai kasus mana yang paling tepat dimodelkan dengan sistem.

·         Mengklasifikasikan masalah, peluang, dan solusi yang mungkin diterapkan untuk kasus tersebut.

·         Analisa kebutuhan pada sistem dan membuat Batasan-batasan sistem.

·         Mendefinisikan kebutuhan sistem.

 

3.      Perancangan Sistem (Systems Design)

Tahapan ini akan menghasilkan prototype dan beberapa output lain meliputi dokumen berisi desain, pola, dan komponen yang diperlukan untuk mewujudkan proyek tersebut. Setelah spesifikasi, kemudian dilakukan perancangan sistem sebagai tahapan kelanjutannya. Tahap ini ialah tahap di mana seluruh hasil analisis dan pembahasan tentang spesifikasi sistem diterapkan menjadi rancangan atau cetak biru sebuah sistem. Tahap ini disebut sebagai cetak biru, di mana sistem sudah siap untuk dikembangkan mulai dari implementasi, analisis sistem, hingga tenaga pendukung sistem yang akan dikembangkan.

Pada tahap ini, features dan operasi-operasi pada sistem dideskripsikan secara detail. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan adalah:

·                 Menganalisa interaksi obyek dan fungsi pada sistem.

·                 Menganalisa data dan membuat skema database.

·                 Merancang user interface.

Implementasi Sistem (Systems Implementation)

Tahap berikutnya adalah implementasi yaitu mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap sebelumnya dan melakukan uji coba. Dalam implementasi, dilakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:

·         Pembuatan database sesuai skema rancangan.

·         Pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem.

·         Pengujian dan perbaikan aplikasi (debugging).

Pemeliharaan Sistem (Systems Maintenance)

Dilakukan oleh admin yang ditunjuk untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan. 

Manfaat:

  1. Agar seseorang dapat mengembangkan perangkat lunak yang bermanfaat bagi user

Tujuan dan juga fungsi yang pertama adalah agar seseorang yang mempelajari materi  ini mampu mengembangkan sebuah perangkat lunak yang berguna dan juga bermanfaat bagi usernya. Sebuah perangkat lunak tentu saja tidak akan digunakan oleh user apabila tidak memiliki fungsi yang spesifik.

Karena itu dengan mempelajari materi ini akan membuat seseorang menjadi lebih paham mengenai pengembangan perangkat lunak yang fungsional. Contohnya, perangkat lunak jaringan komputer yang digunakan dalam mengkoneksikan komputer pada internet.

  1. Agar seseorang mampu mengembangkan perangkat lunak yang sudah ada menjadi lebih baik lagi

Perangkat lunak yang sudah ada terkadang membutuhkan pembaruan, karena fungsinya yang mungkin sudah berkurang. Karena itu, dengan mempelajari materi ini seseorang akan mampu mengembangkan perangkat lunak yang sudah ada sebelumnya agar kemudian menjadi sebuah sistem perangkat lunak yang dapat berguna dan menjadi lebih baik lagi di kalangan user.

  1. Menciptakan sebuah perangkat lunak yang ramah dan user friendly

Sistem perangkat lunak yang user friendly adalah sebuah sistem yang didambakan oleh setiap user. Paling tidak, sebauh sistem perangkat lunak yang user friendly membutuhkan tampilan atau interface yang menarik, fungsionalitas, hingga kemudahan dalam penggunaannya.

Mereka yang mempelajari sistem rekayasa perangkat lunak ini tentu saja paham betul dengan hal ini, sehingga dapat membantu mereka mengembangkan sebuah sistem perangkat lunak yang user friendly, dan pastinya mudah untuk digunakan oleh banyak kalangan user.

  1. Agar sebuah sistem perangkat lunak bisa diintegrasikan dengan peralatan mekanikal yang ada, sehingga menjadi lebih bermanfaat

Beberapa peralatan mekanikal, seperti robotic membutuhkan integrasi dengan perangkat lunak agar bisa bekerja dengan baik dan juga optimal. Mereka yang mempelajari mengenai rekayasa peangkat lunak tentu saja sudah sangat paham dengan hal ini. Dengan kemampuan yang dipelajari dalam rekayasa perangkat lunak, maka sebuah sistem perangkat lunak dapat diintegrasikan ke dalam sebuah peralatan mekanikal, sehingga dapat mendukung kegiatan operasional dari peralatan tersebut.

  1. Agar seseorang mampu untuk melakukan perawatan dan maintanence dari perangkat lunak yang sudah ada

Funsi dari mereka yang mempelajari rekayasa perangkat lunak tidak hanya terpaku pada pembuatan dan juga pengembangan dari sistem perangkat lunak yang ada, namun juga berada pada level maintenance atau perawatan dari sebuah perangkat lunak yang ada. Setiap perangkat lunak tentu saja membutuhkan maintenance, terutam aketika perangkat lunak tersebut mengalami suatu gangguan atau kendala. Karena itu, pembelajaran mengenai rekayasa perangkat lunak sangatlah dibutuhkan, untuk kepentingan perawatan dan juga maintenance dari perangkat lunak tersebut.

 

Kasus Kegagalan Perangkat Lunak

Akan tetapi banyak juga terjadi kegagalan suatu perangkat lunak bahkan menimbulkan kerusakan dan kematian, seperti pada kasus-kasus berikut

  • Pada tahun 1988 kapal perang USS Vincennes menempak jatuh pesawat komersil Airbus 320 yang disebabkan oleh output program pelacakan yang ditampilkan tidak jelas.
  • Kesalahan diagnosa pada perangkat lunak medis yang menyebabkan kematian.
  • Sistem peringatan radar kapal yang mengidentifikasi roket Excocet sebagai teman yang mengakibatkan kapal The British Destroyer tenggelam.
  • Therac 25 merupakan perangkat terapi radiasi medis yang bekerja dengan sistem terkomputerisasi. Pada tahun 1985 hingga 1987 terdapat 6 kali kecelakaan akibat overdosis radiasi yang dihasilkan oleh alat tersebut hingga mengakibatkan kematian dan luka serius. Sistem keamanan dari Therac25 ini lebih mengandalkan perangkat lunak bukan pada perangkat keras sementara pengujian keamanan yang dilakukan lebih ke arah perangkat keras dan tidak ke perangkat lunak sehingga mengakibatkan kesalahan perangkat lunak terutama system engneering.
  • Pada tahun 2003, dimana listrik mati di amerika timur dan sebagian kanada selama lebih dari sehari sebenarnya listrik sudah dapat menyala dalam dua jam namun dikarenakan fungsi alarm dalam software manajemen listrik tidak bekerja.
  • Pada tahun 1962, roket milik eropa terpaksa diledakan setelah tiga menit lepas landas karena komputer pengendali mengatakan bahwa roket dalam keadaan tidak terkendali, oleh karena itu untuk menghindari resiko yang lebih besar maka roket tersebut diledakan secara paka. Padahal sebetulnya roket tersebut baik-baik saja. Kesalahan komputer dalam memberikan informasi diakibatkan kesalahan program perangkat lunak yang digunakan. Diketahui kesalahan program  disebabkan programmer lupa memasukan tanda bar di atas simbol tertentu unuk menunjukan nilai rata-rata.
  • Pada tahun 1996, roket Arienne 5 keluar jalur dan meledak hanya 40 detik setelah diluncurkan. Penyebabnya dimana terjadi overflow saat mengkonversi sebuah nilai floating 64 bt yang berkaitan dengan kecepatan horisontal roket 16 bit. Angkanya lebih besar 32,767 nilai integer yang bia diimpan di 16 bit sehingga mengakibatkan konveri gagal.
  • Pada tahun 1991, militer Amerika gagal dalam mengantisipasi roket Irak sehingga menghantam barak tentara. Hal ini disebabkan pada kesalahan perhitungan waktu sejak booting yang berakibat pada kesalahan aritmetik komputer sehingga waktu yang terukur di alat lebih lama dibandingkan dengan kenyataanya.

 

Penyebab Kegagalan Perangkat Lunak

Dari beberapa kasus tersebut dan penyebab kegagalan sebuah perangkat lunak disebabkan oleh beberapa faktor dan hal, diantaranya

  • Analisa sistem yang kurang baik merupakan penyebab kegagalan yang sering terjadi, dimana perangkat lunak umumnya tidak bisa memenuhi fungsi dan tugasnya. Salah satu penyebabnya dimana pengguna kurang terbuka dalam menyatakan kebutuhan sehingga menyulitkan pengembang perangkat lunak untuk menterjemahkan dalam suatu model.
  • Perencanaan yang Buruk termasuk penjadwalan pekerjaan tidak sempurma. Pimpinan proyek termasuk manajer menganggap tidak perlu adanya perencanaan yang matang atau rencana dibuat sembali proyek jalan. Perencaan jadwal kerja yang buruk bisa mengakibatkan tidak ada target yang harus dicapai pada waktu tertentu sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pengembnagnan perangkat lunak menjadi molor dari deadline yang ditetapkan.
  • Perencanaan finansial yang buruk sehingga mengakibatkan ketidakmampuan memprediksi harga dan perubahan.
  • Arsitektur perangkat lunak kurang bagus, arsitektur perangkat lunak harus mempunyai kemampuan beradaptasi dengan rencana jangka panjang maupun perubahan-perubahan yang dibutuhkan.
  • Terlambat mengetahui tanda-tanda kegagalan perangkat lunak, sinyak kegagalan terkadang teah mucul dari awal hanya saj tidak satupun yang memahaminya atau tidak diperbaiki, sehingga ketika tanda-tanda tersebut semakin jelas dan membesar, proyek sulit diselamatkan lagi dan membutuhkan waktu yang lebih banyak lagi.
  • Kegagalan komunikasi dan konflik antar stakeholder, kegagalan komunikasi bisa terjadi baik antar pengembang perangkat lunak ataupun antar stakeholder.

  §  Alamat web Program studi, Fakultas, Universitas : http://ti.ftik.teknokrat.ac.idhttp://ftik.teknokrat.ac.idwww.teknokrat.ac.id

§  Nama Mahasiswa : NADIYA SAFITRI 

§  NPM : 19316014

§ Kelas : Tk19B

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Karangan Ilmiah - Bahasa Indonesia

  1.1     Latar Belakang Metodologi merupakan suatu formula dalam penerapan penelitian dimana dalam melakukan penelitian tersebut terdapa...